Anekdot

Roman

Review Bungaku Shojou


Ini adalah ceritaku dengan Gadis Sastra
Sebab dia, aku menulis lagi
Sebab pertemuan kami di bawah pohon Magnolia

                Gadis sastra menjadi daya tarik pribadi saya untuk mengikuti anime ini, bahkan penggambarannya didukung dengan seorang gadis yang sedang khitmat membaca buku di bawah Magnolia, lengkap dengan kepang dua; ciri khas gadis sastra. Kemudian tiba-tiba... ini akan membuat kamu terjebak dengan cerita ini dan ingin menonton kelanjutannya, bahkan untuk kalian yang bukan sastra lovers. Tiba-tiba, Amano Tokou yang siswi kelas dua SMA itu menyobek halaman bukunya, dan melahapnya. Lahap dalam arti yang sesungguhnya. Innoe Konoha langsung terhenyak, tokoh utama laki-laki ini benar-benar terkejut, apalagi setelah Tokou-senpai memaksanya untuk ikut klub sastra, supaya bisa menjaga rahasia sang Senpai. Lucunya, ternyata anggotanya cuma mereka berdua.
                Time skip, sekitaran dua tahun. Yang jelas Innoe dipaksa terus menulis setiap hari. Demi menutrisi Tokou. Oh ya saya belum membahas animasinya. Seperti anime Jepang pada umumnya --yang bertolak belakang dengan aslinya—Anime ini diimajikan dengan mata bulat besar, namun yang berebeda dagu para tokoh terlihat runcing, awalnya mengganggu, namun dengan cerita yang manis itu bisa segera dilupakan, apalagi kolaborasi itu bisa menghasilkan wajah-wajah yang cantik. Artwork yang patut diapresiasi, untuk segi latar belakang juga oke, menampilkan jalanan Hokkaido yang memang sepi.
                Balik ke cerita. Cerita terasa biasa saja, sampai kotak curhat yang dibuat klub sastra, yang berbulan-bulan kosong, tiba-tiba saja ada isinya; sebuah gambar dari puisi milik Miyazawa Kenji. Dari sana Tokou dan Innoe menyelidiki apa sebetulnya arti gambar itu. Dari sana saya juga sadar bahwa anime ini juga bergenre mysteri; tentang kenapa Innoe berhenti menulis, dan hanya mau menulis lagi untuk Tokou-Senpai? Kenapa Innoe selalu terbayang oleh sosok yang meloncat bunuh diri? Ternyata yang mengirim gambar itu adalah Asakura Miu, si gadis yang bunuh diri itu masih hidup. Misteri bertambah ketika Innoe (Konoha) yang kesakitan setiap mendengar orang-orang yang membicarakan Innoe Miu, Novelis fenomenal, yang hanya menerbitkan satu karya saja?
                Misteri demi misteri mulai dibukakan. Ternyata Innoe Miu adalah Innoe Konoha. Menggunakan nama perempuan hanya trik editor untuk pasar, dan sebagai ungkapan Konoha. Asakura Miu sebetulnya juga mengirim naskah, namun dia gagal. Awalnya saya menduga Miu bunuh diri karena kalah oleh Konoha. Tapi bukan, bahkan Miu tidak pernah sedikit pun menulis. Diceritakan Konoha kecil yang terus mengikuti Miu, ditengah orang-orang yang enggan mendekati. Asakura Miu tidak punya teman lagi selain Innoe Konoha, tapi Innoe tulus, dia menganggap Miu penyihir kata yang bisa mendongengkan ceita-cerita seru. Sejak saat itu mereka terus berdua, hingga Miu kehabisan cerita. Miu yang bingung bercampur takut kehilangan Konoha, akhirnya mencontek karya Miyazawa Kenji untuk diceritakan pada Konoha. Sampai ada penghargaan penulis baru dan mereka mengirim naskah masing-masing. Asakura Miu lalu loncat setelah Konoha menang, loncat dari gedung yang benar-benar di hadapan Konoha. Itulah yang membuat Konoha berhenti menulis, karena menulis hanya mengingatkannya pada Miu, pada moment yang mengerikan.
                Emosi mulai diaduk, ketika Konoha bertemu Miu di rumah sakit. Konoha dimarahi Ibunya Miu, kalau waktu itu anaknya melompat gara-gara dia.  Ditambah Miu yang mengaku bahwa ia membencinya. Konoha bilang; “Lalu apa yang harus saya lakukan agar kau mau memaafkanku?” lalu Miu menjawab “Carilah harapan Campanella.” Konoha pulang dari rumah sakit dengan tertunduk, kemudian ada Tokou-Senpai memegang pipinya, seketika Konoha menangis. Saya mengerti emosi Konoha, bahwa yang paling menyakitkan, yang paling membuat depresi, bukan ketika kita disakiti orang lain, tapi saat kita menyakiti orang lain dan tidak mendapat kesempatan juga maaf. Untung Tokou selalu datang di waktu tepat, di sana ia berusaha keras untuk menghibur Konoha, bahkan di saat dia mau ujian.
                Cerita semakin seru ketika Konoha di telpon Kotabuki Nanase, katanya Asakura Miu menghilang dan dalam suratnya ingin pergi ke pusat alam semesta. Artinya dia bakal meloncat lagi. Konoha berlari sekuat tenaga ke gedung SMP-nya dahulu, tempat yang sama ketika Miu melakukan upaya bunuh diri yang pertama. Dialog antara Miu dan Konoha membuktikan kalau Miu memang psikopat, hasil produk broken home. Jalan pikiran Miu seperti ini: Ketika kamu akan dilupakan, kamu harus menyakiti orang itu. Kamu akan diingat meskipun sebagi kenangan buruk, daripada dilupakan sama sekali. Tentu saja meloncat bunuh diri, menyakiti secara psikologis dan akan selalu kebayang-bayang apabila kita menyaksikan seseorang bunuh diri tepat di hadapan kita. Tapi kali ini Konoha bisa mencegah Miu, berkat kedatangan Tokou-Senpai yang lagi-lagi tepat waktu. Namun, saat mereka bertiga mau pulang, Miu meloncat ke jalan untuk ditabrak mobil, sekali lagi Miu telah menyakiti Konoha secara psikologis.
                Miu lebih dari sekadar selamat, dia bahkan bisa beracting menjadi anak kelas tiga SD. Yang segera ketahuan oleh Nanase. Nanase menghajar, ditengah perkelahian dua perempuan itu ada air mata Miu, dia melakukan itu semata-mata karena saat Miu dan Konoha kelas tiga SD adalah masa paling indah yang dimilikinya, dia bilang kalau tumbuh besar maka Konoha akan meninggalkannya lagi. Di sini, saya mengerti emosi Miu yang suka melakukan berbagai cara, tak peduli kotor asal Konoha tetap di sampingnya. Lalu datang Tokou yang ingin memberi tahu harapan Campanella. Tokou bilang harapan Miu adalah harapan Campanella, dan Miu berharap sekali bisa membuat bahagia orang lain, makanya dia ingin jadi penulis, supaya bisa membagi kebahagiaan kepada pembaca, tapi Miu stuck, dan akhirnya hanya bisa mencontek. Miu sadar dan minta maaf pada Konoha.
                Tokou-Senpai menghilang, Konoha mencarinya. Saya baru sadar, ini memang waktunya Tokou untuk meninggalkan SMA dan kuliah. Tidak akan ada lagi cewek manis yang cerewet, yang setiap sore bersama Konoha, menantikan tulisan Konoha untuk dimakan. Tidak akan ada lagi. Saya bahkan lupa pada narasi pertama bahwa ini cerita tentang gadis sastra. Film juga menampilkan kenangan-kenangan antara Konoha dan Tokou di klub sastra, saat mereka menyelidiki gambar, saat Tokou menghibur, saat Tokou memegang pipi dan tangan Konoha setelah dia disakiti secara psikologis oleh Miu di rumah sakit. Saya benar-benar sedih. Tokou yang selalu ada saat Konoha membutuhkan harus pergi. Saya lupa menceritakan kalau Konoha sudah mengundurkan diri dari klub sastra agar bisa menjenguk Miu setiap hari. “Aku akan ikut klub sastra lagi, menjaganya bahkan saat kau tak ada. Saat kau sudah menetap, kirimi aku alamatmu, dan aku akan mengirim surat untuk cemilanmu setiap hari. Aku akan mengunjungimu saat libur musim panas.” Tapi Tokou menolak, dan hanya ingin membaca novel Innoe Konoha lagi suatu saat nanti. Ada adegan kissing.
                Saya suka anime ini karena sedianya ikut mengenalkan referensi sastra Jepang, terutama Miyazawa Kenzi dan ‘Malam di Kereta Galactic’ yang isinya adalah dua karakter utama: Giovani dan Campanella melakukan perjalanan ke pusat alam semesta, namun merek berpisah di tengah jalan. “Konoha-kun, sekarang saatnya kau turun dan melanjutkan perjalanan dengan kereta yang lain.” Kata Tokou. Ternyata Giovani dan Campanella, bukan cerita antara Konoha dan Miu, tapi Konoha dengan Tokou.
               
                

Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

Tidak ada komentar :


three columns

cars